Otonom Baru Demi Lestarikan Bahasa Lokal

ADMINPESANTREN Rabu, 21 Oktober 2020 07:19 WIB
1335x ditampilkan Galeri Headline Berita Kabar Pesantren

Bata-Bata – Pengurus Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata (Ponpes Muba), yang berada di Desa Panaan Kec. Palengaan Kab. Pamekasan Jawa Timur, mengupayakan pelestarian bahasa lokal yakni Bahasa Madura, dengan mengadakan diklat bahasa dan sastra Madura. Kegiatan ini sudah berlangsung sekitar satu bulan yang lalu.

Berdasarkan hasil wawancara reporter Bata-Bata.net kepada Ka.Bid. Otonom Pondok Pesantren, Ustadz Abd. Basit, adanya diklat tersebut merupakan bagian dari ikhtiar pengurus pesantren untuk semakin memperbanyak bidang pendalaman bahasa di Ponpes Muba. Ada 8 santri pilihan yang masuk seleksi dalam mengikuti diklat bahasa dan sastra Madura. Sedangkan pengajar untuk mengisi diklat tersebut, pihak pesantren mendatangkan aktivis dan pemerhati Bahasa Madura yang tergabung dalam organisasi bernama Pekan Maddhu Pamekasan.

“Ada sekitar 8 pengajar, rata-rata semuanya dari organisasi yang dipimpin oleh bapak Moh. Fendy ‘PEKAN MADDHU’. Beliau pernah menjadi guru di Madrasah Aliyah, sekarang menjadi dosen di Institut Agama Islam Negeri Madura. Kegiatan pembelajaran ini dijadikan rutinitas setiap hari Sabtu dan Selasa, dimulai dari jam 07.00 s/d 12.00 WIB,” papar Ustadz Abd. Basit.

Beliau menuturkan bahwa tahapan selanjutnya dari program diklat ini adalah pendirian badan otonom secara resmi yang akan dibuka bagi santri yang minat mempelajari Bahasa Madura. Selain itu beliau menambahkan tujuan adanya rencana pendirian badan otonom baru tersebut, “Ingin mempertahankan budaya kalangan sendiri, sehingga dipandang perlu untuk melestarikan bahasa lokal, baik bahasa kasar maupun bahasa halusnya,” jelas pria yang akrab dipanggil Muqit itu.

Di akhir pemaparannya, beliau menaruh harapan besar kepada santri-santri yang mengikuti diklat tersebut, “Semoga teman-teman bisa menyerap materi yang sudah dan akan dipelajarinya, sehingga bisa mengajarkan kepada santri yang lain. Juga bisa menjaga dan melestarikan bahasa dan budaya kita, budaya Madura. Jauh dari itu pula, semoga bisa menjadi budaya nasional bahkan internasional,” harapnya. (Ruf)