Peringati Isra’ Mi’raj; Keluarga Dhâlem Isi Kajian Dardir
ADMINPESANTREN299x ditampilkan Galeri Headline Berita Kabar Pesantren
Bata-Bata — Di malam Isra’ Mi’raj, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata (Ponpes Muba) kembali mengadakan khataman kitab Dardir Mi’raj di mushalla putra, Jumat (17/2). Kajian tersebut diisi langsung oleh Keluarga Dhâlem Ponpes Muba yang terbagi ke dalam empat sesi.
Kajian sesi pertama diisi oleh R.K.H. Sholihul Hidayat, Lc. Beliau mengulas kejadian Isra’ mulai dari peristiwa Nabi Muhammad SAW yang dicuci hatinya oleh Malaikat Jibril. Jibril kemudian memanggil Buraq untuk dikendarai oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi dan Jibril lalu berangkat mengendarai Buraq dan berhenti di suatu tempat yang ditumbuhi pohon kurma untuk melaksanakan shalat. Beliau lantas diberi tahu bahwa tempat yang disalatinya bernama Thaibah. “Buraq berangkat dengan sangat cepat sejauh ia memandang,” ujar beliau.
R.K.H. Sholihul Hidayat, Lc. juga menerangkan kelanjutan dari peristiwa itu dimana dalam perjalanannya Rasulullah dikejar jin Ifrit dengan membawa obor menyala, kemudian Nabi diajari doa oleh Malaikat Jibril yang bisa membuat obor Ifrit padam dan ia tersungkur. “Dan mereka juga bertemu dengan suatu kaum. Mereka menanam dan memanen padi di hari itu juga. Lalu Jibril mengatakan kalau dia adalah umat Rasulullah yang berjihad di jalan Allah,” terang beliau.
Kemudian kajian sesi kedua diampu oleh R.K.H. Abdul Majid. Beliau menerangkan kejadian di saat Rasulullah bertemu dengan suatu kaum. “Kaum itu menggunting bibir dan mulutnya, kemudian tumbuh lagi, mereka menggunting lagi, lalu tumbuh lagi. Jibril memberi tahu kalau mereka adalah orang yang suka menyebar fitnah, mereka adalah orang yang sering gibah, dan mereka adalah para pidato kondang yang menyuruh melakukan kebaikan tapi dia tidak melakukannya,” jelas beliau.
Beliau juga menjelaskan kejadian saat Nabi Muhammad SAW tiba di Baitul Maqdis. “Di sana Rasulullah masuk dari pintu Yamani dan memarkir Buraq di pintu Madinah. Kemudian beliau salat sendiri-sendiri bersama Jibril dua rakaat. Lalu di sana kemudian terdapat nabi-nabi yang lain dan mereka salat berjamaah, dan Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai imamnya,” papar beliau. Beliau juga menerangkan kejadian saat Rasulullah bertemu dengan bidadari. Rasulullah lantas memanggil salam, mereka pun menjawab dengan perasaan yang bisa membuat hati senang.
R.K. Abdul Lathub Moh. Amin kemudian mengisi kajian sesi ketiga. Beliau memaparkan tentang kejadian Mi’raj dimana Nabi Muhammad SAW bertemu dengan beberapa nabi di setiap tingkatan langit. Begitu pula kisah dimana Rasulullah SAW akhirnya berjumpa dengan Allah SWT dan mendapatkan perintah salat lima waktu. “Memasuki langit yang pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam as. Kemudian Nabi melanjutkan perjalanannya ke langit yang kedua dan bertemu dengan Nabi Isa as dan Nabi Yahya as. Lanjut ke langit ketiga, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Yusuf as, manusia paling tampan setelah Nabi Muhammad SAW. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke langit keempat dan Nabi SAW bertemu dengan Nabi Idris as,” jelas beliau.
R.H. Ainul Faiq kemudian menjadi pengisi kajian terakhir dari kitab Dardir Mi’raj. Dalam kajiannya, beliau membahas tentang kejadian-kejadian setelah Rasulullah selesai melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Beliau juga mengambil intisari pelajaran yang dapat dipetik dari kisah luar biasa tersebut. “Golongan yang perbuatannya tidak disukai Allah ialah; Pertama, orang yang suka riba. Kedua, orang yang suka zina. Ketiga, orang yang suka makan harta anak yatim,” tutur beliau. (van/AL)