Lomba Kreasi Barang Bekas: Replika Burung Ababil Menjadi Sorotan
ADMINPESANTREN512x ditampilkan Galeri Headline Berita Kabar Pesantren
Bata-Bata — Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata sering menjuarai ajang kebersihan lingkungan di Kabupatan Pamekasan. Agar tradisi itu tetap terjaga, ketua Dewan Ma’hadiah Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, mengadakan lomba Kreasi Barang Bekas di pagelaran Getaria 1445 H. Berlokasi di halaman perpustakaan Al-Majidiyah, lomba Kreasi Barang Bekas dilaksanakan pada Ahad sore (16/6). Santri terlihat berkerumun sejak sebelum lomba dimulai.
Lomba ini menerapkan 3R; Reuse, Reduce dan Recycle sebagai penyangga utama dari pengolahan barang bekas. Penilaian lomba terbagi menjadi empat kriteria, dimulai dari keindahan (25%), kreativitas dan keunikan (35%), manfaat dalam kehidupan sehari-hari (25%), serta mempunyai nilai ekonomi (15%). Jika karya yang dibuat santri sudah sesuai dengan kriteria, maka akan mendapat nilai seratus.
Karya-karya yang disuguhkan santri sangat bagus dan menarik. Hal itu bisa dilihat dari kreasi barang bekas yang sangat bervariasi. Karya dari delegasi I’dad Prakom Tingkat A salah satunya, yang menjadikan Burung Ababil sebagai nama dari karya tersebut. Nama itu diambil lantaran karya yang dibuat berupa replika Burung Ababil yang terbuat dari serabut kelapa, membuat kepalanya elastis dan dapat bergerak sendiri dengan bantuan angin. Kreasi-kreasi dari delegasi yang lain tidak kalah menarik, ada yang membuat topeng dari kertas bekas, motor mainan dari tutup botol dan korek gas, kotak tisu dari tutup botol, tempat bolpoin dan pensil, hiasan dinding dari bungkus rokok, dan banyak lagi.
Unik dan indahnya karya yang disuguhkan, menunjukkan kemampuan santri dalam membuat dan mencurahkan idenya untuk mentransformasikan suatu barang yang tidak terpakai menjadi sebuah karya yang bermanfaat, serta memiliki nilai ekonomi yang baik. Sehingga dapat dijadikan penghasilan kedepannya. “Agar santri tidak hanya membuat suatu karya karena merasa bosan, tetapi supaya idenya tidak terbuang sia-sia,” ucap Ahmad Rofid selaku koordinator lomba Kreasi Barang Bekas pada pelaksanaan Getaria 1445 H.
Dia juga mengaku, tujuan dari lomba ini adalah agar santri dapat mengolah barang bekas sebaik mungkin dan dapat meluapkan idenya menjadi barang unik dan menarik serta bisa menambah wawasan. Sehingga santri bisa menjadikan barang yang tidak terpakai baik di pesantren maupun di rumah memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari. “Bukan hanya di pesantren akan tetapi santri juga dapat melakukannya di rumah masing-masing.” Tuturnya.
“Kami harap, semua santri jangan menganggap sesuatu yang sudah bekas itu tidak berguna. Jika kita sudah berinovasi maka kita bisa menjadikan inovasi tersebut sebagai penghasilan kedepannya,” tandasnya. (ALF)